Fosil manusia purba jenis Homo adalah yang paling mudah dibandingkan dengan manusia purba jenis lainnya. Manusi purba jenis Homo disebut juga homo erectus (manusia berjalan tegak) atau Homo sapiens (manusia cerdas/bijaksana).
Dengan cara stratigrafi dapat diketahui bahwa fosil tersebut berada pada lapisan notopuro. Berdasarkan umur lapisan tanah diperkirakan fosil Homo sangat bervariasi umurnya antara 25.000-40.000 tahun.
- Tinggi tubuh 130-210 cm, dengan berat badan 30-150 kg.
- Otak lebih berkembang dibanding Meganthropus dan Pithecanthropus, berkisar 1.000-2.000 cc dengan rata-rata 1.350-1.450 cc.
- Otot kunyah, gigi dan berkurang dan sudah menyusut.
- Tonjolan kening sudah berkurang dan sudah berdagu.
- Mempunyai ciri-ciri ras Mongoloid dan Austromelanesoid.
- Otak besar dan kecil sudah berkembang terutama kulit dan otaknya.
- Berjalan lebih tegak.
- Muka tidak terlalu menonjol ke depan.
- Berkemampuan membuat peralatan dari batu dan tulang meskipun masih sederhana.
Fosil jenis homo yang ditemukan di Indonesia ada dua, yaitu sebagai berikut :
1. Homo soloensis (Manusia dari Solo)
Fosil jenis Homo soloensis ditemukan oleh Ter Haar, Oppernooth, dan Von Koenigswald pada tahun 1931-1933. Fosil tersebut ditemukan di Ngandong, Blora, di Sangiran dan Sambung Macan, Sragen, yang berasal dari lapisan pleistosen atas.
Homo Soloensisdiperkirakan hidup sekitar 900.000 sampai 300.000 tahun yang lalu. Menurut Von Koenigswald makhluk ini lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan Pithecanthropus erectus. Diperkirakan Homo soloensis merupakan evolusi dari Pithecanthropus mojokertensis.
Menurut sebagian para ahli, Homo soloensis digolongkan dengan Homo neanderthalensis yang merupakan manusia purba jenis Homo sapiens dari Asia, Eropa, dan Afrika yang berasal dari lapisan pleistosen atas.
Homo Soloensis mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
- Otak kecilnya lebih besar daripada otak kecil Pithecanthropus erectus.
- Tengkoraknya lebih besar daripada Pithecanthropus erectus, dengan volume berkisar antara 1.000 -1.300 cc.
- Tonjolan kening agak terputus di tengah (di atas hidung).
- Berbadan tegap dan tingginya kurang lebih 180 cm.
2. Homo wajakenses
Fosilmanusia purba jenis Homo wajakenses ditemukan Van Rietschotten pada tahun 1889 di Wajak, dekat Tulungagung, Jawa Timur. Diteliti oleh Eugene Dubois dan termasuk Homo sapiens. Manusia jenis ini sudah dapat membuat alat-alat dari batu maupun tulang.
Mereka juga telah mengenal cara mengolah makanan. Beberapa ahli arkeologi melihat bahwa Homo wajakenses memiliki kesamaan ciri dengan ras Mongoloid dan Austramelanesoid.
Homo wajakenses mempunyai tengkorak yang cukup besar dengan ukuran sekitar 130-210 cm dan berat badan berkisar antara 30-150 kg. Manusia purba ini hidup sekitar 25.000-40.000 tahun yang lalu. Pada masa ini, mereka sudah memakan makanan yang dimasak terlebih dahulu meskipun masih sangat sederhana.
Fosil Homo wajakenses memiliki kesamaan dengan fosil manusia Niah di Serawak Malaysia, manusia Tabon di Palawan, Filipina, dan fosil-fosil Austroloid dari Cina Selatan dan Australia Selatan.